Pdt. Esra Soru : KISAH KEHANCURAN KERAJAAN ISRAEL
Pdt. Esra Soru : KISAH KEHANCURAN KERAJAAN ISRAEL Part 1
Pdt. Esra Soru : KISAH KEHANCURAN KERAJAAN ISRAEL Part 2
Pak Esra Alfred Soru I menerbitkan sebuah catatan.
BAGAIMANA SEBENARNYA KISAH KEHANCURAN KOTA YERUSALEM TAHUN 70 M?
Pertanyaan :
Pak Esra, saya sering mendengar para pengkhotbah menyinggung masalah kehancuran kota Yerusalem pada tahun 70 M oleh jenderal Titus tapi cerita lengkapnya tidak pernah saya dengar. Bisakah Pak Esra menceritakan peristiwa itu secara detail?
Esra Soru Menjawab :
Baiklah akan saya ceritakan kisahnya secara detail dan akan saya bagi dalam beberapa point penting :
I. KONDISI AGAMA, POLITIK & SOSIAL EKONOMI DI MASA PEMERINTAHAN GESSIUS FLORUS.
Perlu diketahui bahwa pada masa itu hampir seluruh dunia berada di bawah kekuasaan Romawi dan Kaisar Romawi menempatkan gubernur-gubernur untuk memerintah di berbagai daerah jajahan, termasuk di wilayah Israel. Di Israel sendiri pernah ada 13 gubernur yang memerintah, salah satu yang terkenal adalah Pontius Pilatus yang menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Gubernur yang terakhir bernama Gessius Florus (64-66 M).
Gessius Florus ini sangat jahat. Baginya agama/iman Yahudi tidak ada artinya apa-apa dan ia seringkali menghina dan mengacuhkan iman Yahudi ini. Demikian juga tentara-tentara Roma di bawah Florus ini mereka seringkali menghina iman Yahudi. Pernah terjadi tentara Roma merobek sebuah kitab Taurat Yahudi di hadapan umum, bahkan menertawakan upacara penyembahan mereka pada masa raya Paskah. Mereka juga mengizinkan orang kafir membuka toko di depan pintu rumah sembahyang Yahudi di Kaesaria sehingga menodai rumah sembahyang mereka. Juga, satu kali pada saat orang Yahudi sedang melaksanakan kebaktian pada hari Sabat, orang kafir itu mempersembahkan seekor burung sebagai korban di samping pintu masuk rumah sembahyang dengan tujuan untuk menghujat rumah sembahyang mereka. Celakanya, ketika masalah-masalah ini diadukan kepada Florus, dia malah menganggap itu bukan masalah dan tidak dihiraukannya. Ini semua membuat orang Yahudi marah bukan kepalang. Kemarahan demi kemarahan tersimpan di hati mereka. Secara tidak langsung telah menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak. Belum lagi ditambah dengan kejahatan dan kebejadan dari Florus sendiri.
Lukas Tjandra – Dia adalah seorang raja yang lalim yang sama sekali tidak bermoral. Kejahatan apa pun dia lakukan. Dia datang ke wilayah Yahudi bukan untuk memerintah tetapi untuk mengeksploitasi. Dia sama sekali tidak menyerupai pejabat melainkan seorang algojo berdarah dingin. Meskipun wali negeri sebelumnya korupsi dan menyalahgunakan hukum tetapi mereka toh tidak berani melakukannya dengan terang-terangan. Sebaliknya Gessius Florus dengan berani dan terang-terangan membebani rakyat dengan pajak yang berat dan melakukan eksploitasi di luar batas. Dia tamak bukan kepalang. Bila rakyat sedikit saja tidak memperkenankan hatinya ditumpasnya dengan tidak memandang bulu. Ketika dia berkuasa perampok-perampok merajalela di mana-mana. Dia sendiri juga secara diam-diam berbagi jarahan dengan para penyamun. Orang Yahudi yang hidup di bawah pemerintah Roma telah bertahun-tahun mengalami kekacauan besar. Rakyat tidak dapat hidup dengan tentram. (Latar Belakang PB 1, hal. 172).
Tentang pajak, Florus menetapkan ada 3 jenis pajak utama yakni pajak tanah, pajak penghasilan dan pajak kepala (pajak yang dihitung untuk laki-laki berumur 14-65 tahun, dan perempuan 12-65 tahun). Selain itu masih ada pajak-pajak lainnya seperti : pajak untuk barang-barang yang didatangkan dari luar negeri, pajak jalan raya, pajak jembatan, pajak memasuki pasar, pajak memasuki pelabuhan, pajak binatang muatan, pajak kereta barang dan kereta beroda, pajak jual beli barang, dll. Untuk bisa memungut pajak dengan baik maka Florus ini memanfaatkan sejumlah orang Yahudi yang tidak mempunyai jiwa nasionalisme yang cukup tinggi. Mereka diangkat menjadi penarik-penarik pajak yang dikenal dengan sebutan “PEMUNGUT CUKAI”. Beberapa orang terkenal di Alkitab pernah bekerja sebagai pemungut cukai ini seperti Matius/Lewi murid Yesus dan Zakheus yang bahkan sebagai kepala pemungut cukai.
Mat 9:9 - Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.
Luk 19:2 - Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.
Celakanya para pemungut cukai ini juga rakusnya minta ampun. Florus sudah menetapkan pajak yang tinggi dan itu sudah membuat rakyat menderita tetapi para pemungut cukai ini juga sering memungut lebih besar dari yang ditetapkan Florus. Ini membuat rakyat tambah menderita di satu sisi dan para pemungut cukai sendiri menjadi kaya raya. Bandingkan :
Luk 19:2 - Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.
Semua ini membuat orang Yahudi bukan saja sangat membenci Florus tetapi juga para pemungut cukai ini.
William Barclay – Setiap negara jajahan selalu membenci para petugas pemungut pajak. Dan orang-orang Yahudi mempunyai kebencian yang berlipat ganda terhadap mereka. Orang Yahudi adalah orang nasionalis yang fanatik. Dan di atas semuanya itu orang-orang Yahudi percaya bahwa hanya Allah saja sebenarnya yang menjadi raja mereka. Pembayaran pajak kepada penguasa duniawi adalah suatu pelanggaran terhadap hak-hak Allah dan penghinaan akan kemuliaan-Nya. Hukum Yahudi melarang para pemungut pajak memasuki synagoge. Mereka disamakan dengan benda atau binatang yang najis. Bunyi kitab Imamat 20:5 dikenakan juga pada mereka; mereka juga dilarang untuk menjadi saksi perkara apa pun; mereka dimasukkan ke dalam golongan "para perampok dan pembunuh". (PASH : Matius 1-10, hal. 537).
Note : Nah karena bagi orang Yahudi tidak boleh membayar pajak pada pemeritah dunia maka mereka pernah menjebak Yesus dengan pertanyaan “bolehkan membayar pajak pada kaisar?” (Mark 12:14). Sehingga kalau Yesus menjawab “ya” mereka akan menyamakan Yesus dengan para pemungut cukai. Tetapi kalau Yesus mengatakan “tidak” maka Yesus akan dianggap membangkang pemerintah Romawi. Tetapi Yesus cerdik. Ia justru mengambil koin dan menanyakan gambar siapa di sana. Ketika dikatakan gambar kaisar, Yesus lalu berkata “"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah! (Mark 12:17).
Orang Yahudi juga mengelompokkan para pemungut cukai ini satu grup dengan orang berdosa atau orang yang tidak mengenal Allah/kafir.
Mat 18:15-17 – (15) - "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. (16) Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. (17) Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.
Mat 21:31 – “…."Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Mark 2:15 - Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia.
Luk 19:2, 7 - (2) Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya (7) Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa."
Dan karena itu maka seorang Yahudi sejati tidak boleh bergaul/bersahabat apalagi makan bersama (yang adalah tanda persekutuan) dengan pemungut cukai. Inilah yang membuat orang Farisi sering mengkritik Yesus karena Yesus justru akrab dengan pemungut cukai dan menjadi sahabat mereka.
Luk 7:34 - Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.
Yesus juga malah memilih seorang pemungut cukai sebagai murid-Nya (Matius) dan juga menyapa Zakheus kepala pemungut cukai itu. Lebih-lebih lagi karena Yesus juga seringkali makan bersama para pemungut cukai itu.
Mat 9:11 - Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"
Luk 15:1-2 – (1) Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. (2) Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."
Lihat juga : Luk 5:30
Kebencian orang Yahudi pada para pemungut cukai ini begitu hebat sampai-sampai di dalam doa pun, seorang Farisi pernah memojokkan seorang pemungut cukai di hadapan Allah.
Luk 18:11 - Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, …. bukan juga seperti pemungut cukai ini
Perlu diketahui bahwa sebelum Florus membuat rakyat menderita, gubernur-gubernur sebelumnya juga melakukan hal yang sama dan ini sudah membuat orang Yahudi terutama kaum muda tidak tahan lagi. Sejumlah pemuda yang ”berdarah panas” mengadakan rapat dan hasil rapatnya adalah mereka harus mengadakan pemberontakan terhadap Florus dan tentara-tentara Romawi bahkan terhadap para pemungut cukai. Mereka memutuskan untuk selalu membawa pedang/golok/pisau belati di dalam baju mereka dan setiap kali bertemu dengan tentara Romawi atau pun semua orang yang pro Florus (termasuk para pemungut cukai), jika memungkinkan mereka akan membunuhnya. Bahkan mereka sering menyamar masuk ke dalam acara-acara resmi dan secara tiba-tiba membunuh orang-orang Romawi/pro Romawi di sana. Lama kelamaan grup ini semakin besar dan banyak orang terutama kaum muda menggabungkan diri dengan mereka. Karena mereka seringkali membawa pedang/golok maka lama kelamaan mereka dikenal sebagai ”kelompok golok” yang dalam bahasa Latinnya disebut ”ZELOT”. Mereka inilah orang Zelot yang disebutkan di dalam Alkitab di mana salah seorang murid Yesus adalah Simon orang Zelot.
Mat 10:2-4 – (2) Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, (3) Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, (4) Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.
Note : Tadi sudah saya jelaskan bahwa orang Zelot ini suka membunuh orang-orang yang pro Romawi terutama para pemungut cukai. Tapi sekarang ada hal yang menarik bahwa ternyata dalam daftar murid-murid Yesus ini ada Matius pemungut cukai dan Simon orang Zelot.
William Barclay – Jadi seumpama Simon orang Zelot itu bertemu dengan Matius di luar hubungan mereka dengan Yesus, Simon tentu sudah membunuh Matius. Jadi…kita menemukan satu kebenaran yang hebat, yaitu bahwa orang-orang yang sama-sama mengasihi Yesus tentu akan belajar saling mengasihi meskipun dahulu mereka saling membenci. (PASH : Matius 1-10, hal. 538).
Nah, pada masa Florus dengan segala macam kejahatan, kebejadan dan penderitaan yang ditimbulkannya, orang-orang Zelot yang sudah banyak itu lalu bangkit dan mengadakan sejumlah pemberontakan terhadap Florus dan tentara-tentara Romawi. Mereka mengungsi ke gunung-gunung dan mengadakan serangan-serangan mendadak terhadap tentara Roma. Perang-perang gerilya terus dilakukan terhadap Romawi. Mereka bertekad mengusir orang-orang Roma dari tanah air mereka.
Lukas Tjandra - Mereka berketetapan untuk mencapai tujuan revolusi ini dengan kekuatan militer, bahkan partai Zelot menegaskan selain Allah, tak seorang manusia pun yang berhak memerintah mereka. Mereka menuntut pemulihan pemerintahan Theokrasi zaman dahulu, mereka bersumpah akan berjuang melawan kerajaan Roma dengan mempertaruhkan mati hidup mereka, mereka memiliki semangat dan kepercayaan beragama, mereka mengaku diri sebagai aliran Maccabee yang orthodoks, mereka bertekad untuk berapi-api bagi nama Tuhan, dengan melaksanakan keadilan Tuhan dan membasmi segala agama kafir, bertekad menggalakkan perang suci dan menumpas kuasa kegelapan sampai tuntas. (Latar Belakang PB 1, hal. 176).
Demikianlah api peperangan kecil-kecilan sudah dinyalakan orang-orang Zelot ini.
II. PERANG YAHUDI & KEHANCURAN YERUSALEM.
Satu ketika (tahun 66 M) Florus yang gila harta ini menyerbu masuk ke Yerusalem. Ia bersama pasukannya masuk ke dalam Bait Allah dan merampok emas-emas di Bait Allah. Mereka sempat dilawan dan dilempar dengan batu oleh rakyat tapi dengan kekuatan senjata mereka, mereka berhasil mengatasi semua itu dan juga berhasil membawa 17 talenta emas. Orang Yahudi yang marah lalu mengolok-olok Florus dengan cara mengedarkan kantong kelekte untuk mengumpulkan koin-koin sebagai persembahan bagi gubuernur yang rakus uang itu. Ini membuat Florus tersinggung dan lalu menyerbu massa itu dan terjadilah kekacauan besar dan banyak orang Yahudi yang terbunuh hari itu. Semua ini menyulut kemarahan partai Zelot dan mereka mengumumkan kepada rakyat untuk bersiap-siap mengadakan perang resmi melawan Roma. Tetapi ini ditentang oleh kaum tua yakni Farisi dan Saduki. Farisi dan Saduki berusaha menenangkan rakyat dan mengatakan kepada mereka bahwa melawan Roma sama dengan “telur memukul batu” (kita akan hancur sendiri). Para imam memakai jubah kebesaran mereka dan mengangkat tangan menenangkan rakyat. Mereka malah mengutus orang-orang ke Kaisarea bertemu Florus untuk mengadakan perdamaian. Tapi tindakan mereka ini dinilai partai Zelot sebagai pengecut. Raja Agripa II (keturunan Herodes Agung) sempat mengumpulkan orang Yahudi dan memberikan pidato perdamaian untuk menenangkan mereka tetapi orang Zelot yang sudah sangat marah malah mengancam membunuh Agripa sementara dia berpidato sehingga Agripa terpaksa menghentikan pidatonya dan melarikan diri. Orang Zelot lalu mendatangi istananya di Kaisarea dan membakarnya sampai rata dengan tanah. Demikian juga dengan rumah Bernike dan rumah imam besar dibakar habis orang Zelot. Orang Zelot lalu mengadakan rapat darurat di Bait Allah dan keputusannya adalah mengadakan perang resmi melawan Romawi. Mereka siap mengorbankan nyawa dan bertarung habis-habisan. Mereka beranggapan bahwa perang terhadap Roma adalah wujud kesetiaan mereka terhadap Yahweh.
Di sisi lain orang Farisi yang menolak perang ini lalu meminta bantuan pasukan Agripa untuk menahan pasukan Zelot. Dua pasukan ini sudah berhadapan tetapi rupanya di antara pasukan Agripa itu ada orang-orang Yahudi di dalamnya. Dan secara tiba-tiba mereka berbalik mendukung orang Zelot dan bersama-sama mereka membantai tentara-tentara Agripa yang berkebangsaan Romawi itu. Orang Zelot lalu menganggap bahwa Farisi adalah pengkhianat bangsa. Akhirnya Zelot mengambil keputusan, siapa saja yang tidak sependapat dengan Zelot untuk berperang harus dibunuh. Maka orang Zelot membunuh banyak orang Farisi termasuk imam besar saat itu karena mencoba melerai mereka. Pada hari-hari itu terjadi begitu banyak perkelahian dan pembunuhan di jalan-jalan terhadap orang-orang Yahudi yang tidak pro Zelot dan menentang perang. Perang demi perang terjadi dan keberhasilan demi keberhasilan dicapai orang Zelot bahkan benteng Antonia dikuasai dan beberapa saat kemudian seluruh kota Yerusalem dikuasai dan dibebaskan dari kekuasaan Romawi.
Ketika pemberontakan semakin meluas, pada bulan November tahun 66 M, gubernur jenderal Syiria (atasannya Florus) yang bernama Cestius Gallus lalu membawa pasukan dari Syiria sebantak 30.000 orang untuk memadamkan pemberontakan di Israel tetapi ternyata pasukannya juga dikalahkan orang-orang Zelot. Orang Zelot lalu menguasai banyak daerah tetapi mereka menyadari bahwa tidak mungkin pemerintah pusat di Roma tidak turun tangan. Mereka tahu pasti akan ada bala tentara Roma yang akan datang. Karena itu mereka lalu mempersiapkan diri untuk perang besar bukan lagi melawan penguasa Roma di Yudea atau Syiria tetapi langsung melawan kekuatan pusat Romawi di Italia. Ratusan ribu orang Yahudi di bawah panji-panji partai Zelot sudah siap berperang melawan Romawi. Kepala-kepala pasukan pun diangkat dan salah satunya adalah Flavius Josephus (ahli sejarah itu yang saat itu berusia 33 tahun). Ia ditugaskan untuk memimpin 100.000 orang Yahudi untuk mempertahankan wilayah Galilea.
Anda dapat menggunakan data untuk melihat foto
Lihat Semua Foto
Benar sekali dugaan mereka. Tahun 67 kaisar Roma (Kaisar Nero) yang mendengar telah terjadi pemberontakan di wilayah Yudea dan kekalahan pasukan Syiria lalu menugaskan panglima tentaranya yang bernama “VESPASIANUS” untuk memadamkan pemberontakan di sana.
Anda dapat menggunakan data untuk melihat foto
Lihat Semua Foto
Vespasianus ini lalu membawa 60.000 tentara untuk menyerang daerah Israel. Vespasianus mula-mula menyerang wilayah Galilea yang dijaga oleh Josephus dengan 100.000 orang Yahudi. Tetapi ternyata orang Yahudi yang tidak terlatih itu dengan gampangnya dikalahkan oleh tentara-tentara Romawi yang terlatih.
Note : Josephus pun melarikan diri ke gua dan akhirnya ditangkap. Pada saat ditangkap, entah bagaimana Josephus tiba-tiba memberikan nubuatan bahwa Vespasianus nantinya akan menjadi kaisar di Roma. Tapi Vespasianus menganggap Josephus sengaja mengambil hatinya saja agar tidak ditangkap. Josephus pun ditahan sebagai tawanan perang.
Vespasianus terus mempimpin pasukannya menyerbu daerah-daerah lain yang sudah dikuasai oramg Yahudi dan dia sangat berhasil dalam peperangan-peperangan itu. Sampai tahun 68 Seluruh wilayah kembali ke tangan Roma (kecuali kota Yerusalem) dan banyak orang Yahudi yang terbunuh. Pada saat Vespasianus bersiap untuk menyerang Yerusalem, tiba-tiba dari Roma ada kabar bahwa kaisar Nero meninggal dunia. Vespasianus pun membatalkan penyerangan ke Yerusalem dan kembali ke Roma. Pergolakan politik di Roma berujung dengan naiknya Vespasianus menjadi kaisar di Roma menggantikan Nero. Vespasianus akhirnya ingat akan nubuatan Josephus dan ia lalu menyuruh membebaskan Josephus dan mengucapkan terima kasih kepadanya. Josephus diberikan kewarganegaraan Roma. Josephuslah yang akhirnya menjadi sejarawan yang mencatat semua peristiwa ini dalam bukunya “Antiquaties of the Jews” maupun “War of the Jews”.
Setelah naik takhta Vespasianus ingat penyerangannya ke Yerusalem yang batal. Akhirnya pada tahun 70 ia menugaskan puteranya yang bernama Titus (seorang jenderal militer) untuk memimpin pasukan yang sangat besar guna menaklukan Yerusalem.
Anda dapat menggunakan data untuk melihat foto
Lihat Semua Foto
Begitu mengetahui kedatangan pasukan Roma, orang-orang Yahudi di mana-mana (di luar Yerusalem) langsung melarikan diri dan berlindung di dalam kota Yerusalem. Ini membuat hampir seluruh orang Yahudi yang tersisa ada di dalam kota Yerusalem. Apalagi pada saat itu bertepatan dengan hari raya Paskah sehingga ada begitu banyak orang Yahudi dari luar Yerusalem ada di Yerusalem. Menurut Josephus, saat itu ada lebih dari 2 juta orang Yahudi ada di dalam kota Yerusalem yang kecil itu.
Secara geografis Yerusalem agak sulit ditaklukkan karena berada di atas gunung dan juga dihuni oleh orang-orang yang fanatik. Setelah beberapa penyerangan yang gagal (sekitar 1 bulan) bahkan serangan balik orang Yahudi membuat pasukan Roma juga kalang kabut, maka Titus memutuskan untuk tidak mengadakan penyerangan ke kota Yerusalem lagi melainkan hanya mengepungnya saja. Dan sejak saat itu Titus memang hanya mengepung kota Yerusalem tanpa mengadakan serangan apa-apa. Ia mengepung kota Yerusalem mulai dari bulan Maret tahun 70 hingga bulan Agustus tahun 70 (5 bulan). Akibat dari itu selama 5 bulan tidak ada 1 orang Yahudi pun yang keluar dari kota demikian pula tidak ada orang lain yang bisa masuk ke Yerusalem. Ini dimaksudkan Titus untuk menyebabkan terjadinya kelaparan dalam kota Yersualem sehingga orang Yahudi menjadi lemah barulah dia serang atau bahkan mereka akan menyerah sendiri.
Sebenarnya di dalam kota Yerusalem ada gudang makanan yang cukup untuk masa yang lama, sayangnya sementara Titus mengepung kota di luar, di dalam terjadi perpecahan di kalangan orang Zelot sendiri tentang siapa yang seharusnya menjadi pimpinan tertinggi. Maka orang Zelot di dalam kota terbagi menjadi 3 grup. Mereka terus bertikai dan bahkan saling bunuh di antara mereka. Bahkan ketika berebutan makanan dari gudang perbekalan, terjadilah kekacauan di antara mereka yang berujung dengan dibakarnya gudang makanan itu. Akibat dari itu di seluruh Yerusalem terjadi bencana kelaparan yang hebat dan ini menguntungkan Titus. Selain itu karena ketakutan yang luar biasa, sebagian orang Yahudi menyarankan agar sebaiknya mereka menyerah saja. Tetapi sebagian orang menolak. Dan yang menolak menyerah ini lalu membunuh semua saudara mereka yang menyuruh menyerah. Sehingga sebenarnya tanpa Titus menyerang pun Yerusalem sebenarnya sudah hancur. Hancur karena perpecahan dan perang saudara. Selama 5 bulan pengepungan, kelaparan di dalam kota Yerusalem begitu hebatnya.
Flavius Josephus - "Lalu kelaparan itu bertambah luas, dan membunuh manusia dalam semua rumah dan keluarga; ruang-ruang atasnya penuh dengan perempuan dan anak-anak yang sekarat karena kelaparan; dan jalan-jalan di kota penuh dengan mayat-mayat orang tua; dan anak-anak, juga para pemuda berjalan-jalan di pasar seperti bayang-bayang, semuanya bengkak karena kelaparan, dan terkapar mati di mana saja ketika maut menjemput mereka. Mengenai penguburan mereka, mereka yang sakit tidak dapat melakukannya sendiri; dan mereka yang masih segar-bugar terhalang melakukannya karena terlalu banyaknya jumlah mayat, dan oleh ketidakpastian berapa lama lagi mereka sendiri dapat bertahan karena banyak yang mati ketika sedang mengubur orang lain, dan banyak yang masuk ke dalam peti mati sebelum ajalnya tiba. Tiada ratapan yang diucapkan atas bencana itu, tak terdengar keluhan-keluhan yang melolong pahit; namun kelaparan itu telah mengacaubalaukan semua perasaan hati manusia; karena mereka yang sedang sekarat memandang mereka yang sudah mati di depan mata mereka dengan mata yang kering dan mulut ternganga. Suatu keheningan yang dalam, dan sejenis malam kematian telah turun atas kota itu ... Dan setiap orang dari mereka mati dengan mata yang tertuju pada Bait Allah" (Wars of the Jews, 5.12.3).
Flavius Josephus - Penyakit sampar mewabah, mayat-mayat bergelimpangan di jalan-jalan, tidak ada orang yang menguburkannya dan bau busuk menusuk hidung. Orang-orang yang gagah dan kuat merampok dan membunuh di mana-mana. Mereka memperebutkan sedikit makanan yang ditemukan, satu-satunya harapan semua orang di sana adalah mendapatkan sedikit makanan. Karena kelaparan yang amat sangat, peristiwa tragis yang tidak berperikemanusiaan, seperti anak membunuh ayahnya atau ibu membunuh anaknya untuk dijadikan makanan seringkali terjadi. Waktu malam hari tiba, sebagian orang yang malang itu pergi ke luar kota dengan sembunyi-sembunyi untuk mencari sesuatu yang dapat dimakan di padang belantara, atau mengorek-ngorek sedikit akar kayu di antara mayat-mayat yang sudah membusuk untuk mengisi perut mereka yang kosong. Namun pada tengah malam mereka tertangkap oleh tentara Roma. Mereka dipaku di atas kayu salib dan digantungkan dengan posisi menghadap ke Yerusalem. Setiap malam kurang lebih 500 orang dibunuh dengan sadis. Keadaan yang menyayat hati ini belum pernah terjadi di dalam sejarah sebelumnya. Sampai-sampai jendral Titus sendiri pun tak sanggup menahan air matanya. Dia memohon Tuhan menjadi saksi baginya bahwa semua ini bukanlah hal yang mau dia lakukan. (Wars of the Jews, 5.12.4).
Tentang masalah membunuh orang untuk dijadikan makanan, Josefus menceritakan sebuah kisah yang menakutkan tentang seorang perempuan yang pada masa itu benar-benar membunuh bayinya yang masih menyusu, memanggangnya, lalu memakannya (6.3.4). Ia bercerita bahwa bahkan tentara-tentara Romawi, sesudah merebut kota itu dan hendak menjarahnya, merasa ngeri sekali dengan pemandangan yang mereka lihat itu sehingga mereka tak dapat berbuat apa-apa kecuali mendiamkannya saja.
Flavius Josephus - "Ketika orang-orang Romawi itu tiba di rumah-rumah untuk menjarahnya, mereka temukan seluruh keluarga sudah mati, dan ruangan atas penuh dengan mayat ... Lantas mereka berdiri ketakutan karena melihatnya, dan pergi tanpa menyentuh apa pun". (Wars of the Jews, 6.8.5).
Titus menyarankan agar orang Yahudi segera menyerah tetapi mereka tidak mau. Akhirnya setelah 5 bulan pengepungan, Titus mengadakan serangan ke dalam kota Yerusalem dan terjadi pertempuran yang tidak seimbang antara tentara Romawi melawan orang Yahudi yang sudah kelaparan. Dengan mudah kota Yerusalem ditaklukkan.
Anonim - Dalam emosi yang meluap-luap, pasukan Roma memasuki Yerusalem dengan membabi-buta. Mereka membunuh setiap orang Israel yang mereka temui di dalam Yerusalem. Mayat lelaki-perempuan dan anak-anak sampai jompo bergelimpangan. Yerusalem benar-benar banjir darah secara harafiah.
Menurut Josephus, pada saat itu pasukan Titus membunuh sekitar 1.100.000 orang Yahudi sehingga dalam kota Yerusalem dibanjiri dengan darah. Bahkan Josephus mengatakan darah mengalir di jalanan begitu banyak seperti sungai sehingga memadamkan benda-benda yang terbakar. Yang tersisa hanyalah 97.000 orang. Yang tinggi / gagah disimpan oleh Titus sebagai bukti kemenangan; sisanya dibagi bagi ke propinsi propinsi Romawi untuk diadu dengan binatang buas, di kirim ke Mesir untuk bekerja, dijual sebagai budak dsb. Para tentara Roma lalu menjarah Bait Allah dan mengangkut semua perkakas-perkakasnya seperti tabut perjanjian, kandil emas/kaki dian, meja roti emas, dll dan dibawa ke Roma.
Note : Saat ini di Roma ada jembatan yang dibangun oleh Titus yang di beberapa bagiannya digambarkan keberhasilannya di dalam menaklukan Yerusalem termasuk penjarahan perkakas-perkakas Bait Allah ini.
Anda dapat menggunakan data untuk melihat foto
Lihat Semua Foto
Tentara Roma juga membakar habis Bait Allah itu dan mengambil semua emas yang melengket/melapisi batu-batu Bait Allah itu. Bukan hanya itu, seluruh bangunan di dalam kota Yerusalem juga mereka bakar dan diratakan dengan tanah. Hari itu, bulan Agustus tahun 70 M, Yerusalem kota damai benar-benar seperti neraka.
Beberapa seniman di masa yang akan datang kemudian mencoba menggambarkan situasi kota Yerusalem saat itu. Gambar-gambar mereka antara lain :
Anda dapat menggunakan data untuk melihat foto
Lihat Semua Foto
Anda dapat menggunakan data untuk melihat foto
Lihat Semua Foto
Anda dapat menggunakan data untuk melihat foto
Lihat Semua Foto
Masih kurang puas dengan itu Titus menyuruh untuk merubuhkan seluruh tembok Yerusalem yang besar itu. Dan mereka memang meruntuhkannya, hanya tembok bagian barat yang namanya “Western Wall” tidak dirobohkan. Itu memang sengaja ditingglkan sebagai tanda kebesaran/keperkasaan Romawi yang pernah menghancurkan tembok sebesar itu. “Western Wall” inilah yang sekarang disebut sebagai “Tembok Ratapan” tempat di mana orang Yahudi meratap dan berdoa untuk pemulihan Yerusalem.
Anda dapat menggunakan data untuk melihat foto
Lihat Semua Foto
Anda dapat menggunakan data untuk melihat foto
Lihat Semua Foto
Jenderal Titus benar-benar ingin menghapuskan kota Yerusalem dan karena itu ia memerintahkan para tentaranya untuk menebang seluruh pohon atau tanaman yang ada di Yerusalem sampai rata dengan tanah. Dan tidak boleh ada satu benda pun yang berdiri tegak tebih dari permukaan tabah. Juga seorang jenderal lain bernama Turnus Rufus (anak buah Titus) lalu memerintahkan para tentara Roma untuk ‘membajak’ Yerusalem untuk menghancurkan fondasi Yerusalem dan karena itu mereka lalu menggali bangunan-bangunan yang sudah runtuh itu sampai ke fondasi-fondasinya dan seluruh puing itu dipakai untuk mengubur kembali seluruh wilayah Yerusalem sehingga menjadi sebuah dataran. Selanjutnya para tentara Romawi itu disuruh mengambil cabang-cabang muda dari pohon-pohon yang sudah ditebang itu untuk ditanam secara tertatur di atas puing-puing itu sehingga diharapkan di kemudian hari tempat itu akan menjadi hutan.
Flavius Josephus - Orang orang yang lewat tidak akan menduga bahwa tempat itu pernah didiami’.
Dengan demikian saat Titus meninggalkan Yerusalem, kota itu benar-benar tidak ada apa pun di sana dalam arti hurufiah. Akibat dari semua ini adalah generasi selanjutnya (apalagi kita sekarang ini) tidak pernah bisa mengetahui dengan pasti posisi dari sebuah tempat tertentu. Apalagi di kemudian hari bangsa-bangsa lain menduduki Yerusalem dan membangunnya kembali maka bagaimana bisa orang mengetahui secara tepat letak suatu bangunan atau tempat dahulunya?
Note : Karena itulah jangan terlalu percaya dengan publikasi-publikasi Holy Land Tour yang memastikan hampir semua tempat di Yerusalem. Semua tempat di Yerusalem yang dikunjungi dalam program “Holy Land Tour” sekarang ini keakuratannya di bawah 60% (menurut “tour guide” saya).
Ya, sejak jenderal Titus (kemudian menjadi kaisar menggantikan ayahnya Vespasianus) menaklukkan Yerusalem dan membasmi orang-orang Yahudi, maka tamatlah riwayat Israel sebagai sebuah bangsa. Orang-orang Yahudi yang tersisa sudah dibuang dan terserak ke berbagai bangsa. Mereka meninggalkan tanah air mereka dan hati yang hancur lebur terutama karena ingatan mereka akan kota suci Yerusalem. Dalam pengembaraan mereka, air mata sering jatuh ketika mengingat kembali Yerusalem yang dulu dan doa-doa dinaikkan untuk pemulihan Yerusalem. Mereka terbiasa mengutipkan kembali ayat dari kita Yesaya untuk dinyanyikan :
Yes 62:1 - Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh.
Ya! Itulah harapan mereka tapi mereka harus sadar bahwa secara realita mereka sudah tidak memiliki tanah air dan kota tercinta Yerusalem lagi. Mereka terhilang selama 2000 tahun dan baru kembali menjadi sebuah bangsa pada tanggal 14 Mei 1948 setelah perang dunia II berakhir. Demikianlah kisah pilu dari tanah perjanjian, dari kota Suci Yerusalem.
Info : kalau saudara tertarik dengan kisah sejarah Israel secara lengkap, silahkan memesan buku saya "ISRAEL : DULU, KINI DAN NANTI" (35 Pembahasan Sejarah Panjang Bangsa Israel) mulai dari zaman Abraham hingga akhir zaman.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar