5 POINTS CALVINISME
Pdt. Budi Asali, M.Div. 
Berazaskan Teologi Reformed / Calvinist.


TULIP

1. Total Depravity


2. Unconditional Election.


3. LIMITED ATONEMENT


4. IRRESISTIBLE GRACE 


5. Perseverance of the Saints


Hal-hal yang perlu diketahui tentang 5 points Calvinisme:


1)  5 points Calvinisme ini disingkat dengan acrostic TULIP.



Total Depravity (= Kebejatan total).

Unconditional Election (= Pemilihan yang tidak bersyarat).

Limited Atonement (= Penebusan terbatas).

Irresistible Grace (= Kasih karunia yang tidak bisa ditolak).

Perseverance of the Saints (= Ketekunan orang-orang kudus).



2)  Penjelasan singkat tentang point-point dari 5 points Calvinisme ini.

Pada pelajaran-pelajaran yang akan datang saya akan membahas point-point ini satu per satu secara mendetail, beserta dasar-dasar Kitab Sucinya. Dan jangan saudara menolak atau menerima yang manapun dari 5 points Calvinisme ini sebelum saudara diyakinkan oleh dasar-dasar Kitab Sucinya!

Penjelasan di bawah ini hanyalah penjelasan singkat, untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang 5 points Calvinisme ini.



a)   Total Depravity (= kebejatan total).

Ini mengajarkan bahwa seluruh manusia sudah dipengaruhi secara negatif oleh dosa, dan ini menyebabkan manusia itu sendiri sama sekali tidak bisa melakukan hal-hal yang betul-betul baik di mata Allah dan tidak bisa percaya kepada Yesus dengan kekuatan dan kemauannya sendiri.



b)  Unconditional Election (= pemilihan yang tidak bersyarat).

Ini mengajarkan bahwa dari permulaan segala jaman, sebelum segala sesuatu ada, Allah sudah menetapkan / memilih orang-orang tertentu untuk selamat / masuk surga, dan orang-orang yang lain untuk binasa / masuk neraka. Penentuan / pemilihan ini dilakukan semata-mata berdasarkan kehendak Allah, bukan karena apa yang ada, atau yang akan ada, dalam diri manusia.



Doktrin ini merupakan wujud dari penekanan yang sangat kuat dari Calvinisme tentang kedaulatan Allah.



Jangan terlalu cepat menolak doktrin ini dengan mengatakan bahwa doktrin ini menunjukkan bahwa Allah tidak adil! Saya sendiri dulu tidak mempercayai doktrin ini karena seolah-olah menunjukkan bahwa Allah itu tidak adil. Tetapi setelah saya mempelajari dasar-dasar Kitab Sucinya, saya yakin bahwa doktrin ini memang merupakan ajaran Kitab Suci.



c)   Limited Atonement (= Penebusan terbatas).

Ini mengajarkan bahwa pada waktu Yesus mati di salib untuk menebus dosa manusia, sebetulnya Ia tidak melakukan hal itu untuk menebus dosa setiap manusia di dunia ini. Design (= rencana / tujuan) dari penebusan ini adalah untuk menebus orang-orang pilihan (elects) saja.



Kalau doktrin tentang pemilihan (predestinasi) sudah sukar diterima, maka doktrin tentang Penebusan Terbatas ini lebih sukar lagi untuk diterima. Mengapa? Karena konsep Arminian bahwa Yesus mati untuk setiap manusia, sudah begitu tersebar dan mendarah daging dalam diri banyak orang kristen, sehingga konsep Penebusan Terbatas ini kelihatannya salah, bahkan sesat.



Bagi diri saya sendiri, pada waktu saya mendengar ajaran ini untuk pertama kalinya, saya merasa kaget dan tidak bisa menerima. Tetapi lagi-lagi setelah mempelajari argumentasi-argumentasi dan dasar-dasar Kitab Suci yang diajukan, saya akhirnya menerima. Ini adalah point yang terakhir yang saya terima dari ke 5 point Calvinisme ini.



d)  Irresistible Grace (= kasih karunia yang tidak bisa ditolak).

Ini mengajarkan bahwa pada waktu Allah mau menyelamatkan seseorang dan memberikan kasih karuniaNya kepada orang itu, maka orang itu tidak mungkin bisa menolak kasih karunia Allah itu. Dengan demikian orang itu akan bertobat, diselamatkan, dan rencana Allah tergenapi.



e)   Perseverance of the Saints (= Ketekunan orang-orang kudus).

Ini mengajarkan bahwa sekali seseorang menjadi orang kristen yang sejati dan diselamatkan, ia tidak akan berhenti menjadi orang kristen / murtad, dan ia tidak mungkin kehilangan keselamatannya.

Menurut saya, ini adalah point yang paling jelas dari ke 5 point Calvinisme ini, dan saya betul-betul tidak mengerti bagaimana ada orang kristen yang tidak mau percaya pada point ke 5 ini, dan menganggap bahwa orang kristen sejati bisa kehilangan keselamatannya.



3)  5 points Calvinisme ini bukanlah keseluruhan dari doktrin Calvinisme.



Loraine Boettner: “Let the reader, then, guard against a too close identification of the Five Points and the Calvinistic system. While these are essential elements, the system really includes much more” (= Jadi, baiklah pembaca menjaga diri untuk tidak menyamakan / terlalu dekat mengidentifikasikan Lima Point Calvinisme dengan Sistim Calvinisme. Sekalipun 5 point ini adalah elemen-elemen yang hakiki, tetapi sistim Calvinisme mencakup jauh lebih banyak hal) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 59-60.



Calvinisme mempercayai banyak doktrin-doktrin penting yang lain (bahkan yang lebih penting / mendasar), seperti:

a)   Kitab Suci adalah Firman Allah yang dijunjung tinggi otoritasnya dan harus diajarkan habis-habisan.

b)  Doktrin Allah Tritunggal.

c)   Doktrin tentang keilahian dan kemanusiaan Kristus.

d)  Doktrin tentang penebusan Kristus, yang menjadikan Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan.

e)   Doktrin bahwa manusia bisa selamat hanya karena iman, bukan karena perbuatan baik.

f)   Keharusan memberitakan Injil.

g)  Kekudusan dalam hidup orang kristen.

Bahwa Calvinisme menekankan kedaulatan Allah, dan mengajarkan bahwa keselamatan tidak bisa hilang, sama sekali tidak berarti bahwa Calvinisme mengajarkan bahwa orang kristen boleh hidup sembarangan. Sebaliknya Calvinisme sangat menekankan kekudusan!

h)  dsb.



Hal ini perlu ditekankan karena ada banyak orang yang menganggap bahwa asal seseorang mempercayai 5 points Calvinisme ini, maka ia adalah seorang Calvinist / Reformed. Bahkan ada yang hanya menekankan pada point ke 2 dan ke 5 saja, dan menganggap bahwa orang yang mempercayai 2 point itu sudahlah seorang Calvinist / Reformed. Ini jelas salah!



Sekalipun seseorang mempercayai ke 5 points Calvinisme ini, tetapi:



1.   Kalau ia tidak percaya pada doktrin Allah Tritunggal, atau kalau ia tidak menekankan pengajaran Kitab Suci, atau kalau ia tidak memberitakan Injil, atau kalau ia tidak menekankan kekudusan, maka ia tidak bisa disebut sebagai seorang Calvinist / Reformed.



2.   Kalau ia tidak mempercayai bahwa Allah menentukan segala sesuatu, dan mengatur terjadinya segala sesuatu, dengan ProvidensiaNya, maka ia juga tidak bisa disebut sebagai Calvinist / Reformed.



Tetapi sebaliknya, orang yang Alkitabiah / Injili tetapi menolak salah satu saja dari ke 5 points Calvinisme ini, juga tidak bisa disebut sebagai orang Calvinist / Reformed.



5 points Calvinisme ini hanya merupakan lima hal terpenting yang membedakan Calvinisme dengan Arminianisme.



4)  5 points Calvinisme ini sebetulnya merupakan suatu kesatuan, karena 5 points ini sangat berhubungan satu dengan yang lainnya. Karena itu, sebetulnya seseorang tidak bisa menerima hanya sebagian dari 5 points Calvinisme ini, karena ini akan menimbulkan pertentangan / ketidak-konsekwenan. Kita harus menerima semuanya atau menolak semuanya.



Loraine Boettner: “... these are not isolated and independent doctrines but are so inter-related that they form a simple, harmonious, self-consistent system; and the way in which they fit together as component parts of a well-ordered whole has won the admiration of thinking men of all creeds. Prove any one of them true and all the others will follow as logical and necessary parts of the system. Prove any one of them false and the whole system must be abandoned” (= ... mereka ini bukanlah doktrin-doktrin yang terisolir dan berdiri sendiri tetapi begitu berhubungan satu sama lain sehingga mereka membentuk sistim yang tunggal, harmonis, dan konsisten; dan cara dengan mana mereka mencocokkan diri sebagai bagian-bagian komponen dari suatu kesatuan telah memenangkan kekaguman dari pemikir-pemikir dari semua aliran. Buktikan yang manapun dari mereka benar dan semua yang lain akan mengikuti sebagai bagian-bagian yang logis dan harus ada dari sistim. Buktikan yang manapun dari mereka salah dan seluruh sistim harus ditinggalkan) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 59.



5)  Serangan / penghinaan Pdt. dr. Jusuf B. S. terhadap 5 points Calvinisme ini.

Saya berpendapat bahwa 5 points Calvinisme ini sebetulnya merupakan doktrin yang sangat penting dan indah dalam kekristenan, karena ini menyebabkan kita:

a)   Menjadi rendah hati, karena kita sadar bahwa kita bisa selamat / memilih untuk percaya kepada Yesus bukan karena kebaikan diri kita, tetapi karena Allah memilih kita dan bekerja dalam diri kita.

b)  Makin bersyukur kepada Allah dan mengasihi Allah karena keselamatan yang Ia anugerahkan kepada kita.

c)   Lebih memiliki damai, karena keyakinan akan keselamatan yang tidak bisa hilang.



Tetapi Pdt. dr. Jusuf B. S. dari Gereja Bukit Zaitun justru menyerang 5 points Calvinisme ini, menyebutnya sebagai racun, dan dengan cara menghina mengubah acrostic TULIP menjadi LIPAS.



Total Depravity.                                                           ®                   Lemah total.

Unconditional Election.                    ®                   Ikatan Takdir.

Limited Atonement.                                         ®                   Penebusan terbatas.

Irresistible Grace.                                                        ®                   Anugerah Allah.

Perseverance of the Saints. ®          Selamat.



Catatan:

·                   Ini ia tuliskan dalam bukunya yang berjudul ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 22-23.

·                   Di salah satu makalah yang di tulis oleh Pdt. dr. Jusuf B. S., digambarkan di sebelah acrostic LIPAS itu seekor kelabang. Saya kira Pdt. dr. Jusuf B. S. mencampuradukkan LIPAS (= kecoak) dengan LIPAN (= kelabang). Dalam buku ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, gambar kelabang itu sudah tidak ada, mungkin karena ia sudah menyadari perbedaan LIPAN dan LIPAS.



Saya berpendapat bahwa pengubahan TULIP menjadi LIPAS / LIPAN ini bukan merupakan suatu penyerangan (karena sama sekali tidak ada argumentasi serangan dalam hal ini), tetapi merupakan suatu penghinaan! Padahal dalam bagian Pendahuluan dalam bukunya itu (hal 7-8), ia menulis sebagai berikut:



“Keduanya (maksudnya orang Calvinist dan Arminian) masih dapat bekerja sama dengan manis misalnya dalam kebaktian bersama seperti Natal, ... Kita tetap perlu menjaga keutuhan umat Kristen ... Sebab itu jangan ada perdebatan yang berlebih-lebih, jangan ada kebencian dan tindakan-tindakan dosa ... Musuh wajib kita cintai, apalagi dengan saudara seiman, yang akan tinggal bersama di Surga untuk kekal! Oleh sebab itu jangan perbedaan tafsiran ini memecah umat Kristen terhadap dunia luar (seperti yang terjadi di Eropa 16-17 abad yang lalu). ... Kalau kebetulan ada pihak lain yang membaca buku ini, dan ada kata-kata tegas, terus terang yang mungkin dirasa kurang enak, kami mohon maaf. Buku ini dibuat bukan untuk maksud perpecahan dalam umat Kristen. Kekhasan umat Kristen adalah saling mengasihi meskipun berbeda pendapat dan tafsiran, sehingga dunia melihat ada kasih Kristus di antara kita (Yoh 13:35)”.



Saya hanya bertanya-tanya:

¨              Apakah ‘kata-kata tegas, terus terang’ itu sama dengan ‘kata-kata yang menghina’?

¨              Bagaimana Pdt. dr. Jusuf B. S. bisa mengharapkan kesatuan dan saling mengasihi kalau bukunya bersifat menghina?

¨              Bagaimana ia bisa meminta maaf lebih dulu, dan setelah itu memberikan penghinaan?

¨              Apa gerangan gunanya kata-kata yang manis dalam Pendahuluan buku ini, kalau ternyata bukunya berisikan penghinaan? Apakah ini hanya sekedar yang disebut orang Jawa sebagai ‘abang-abang lambe’ atau bahkan sebagai suatu kemunafikan?



Sekarang perlu kita persoalkan: Mengapa ada seseorang yang menganggap ajaran Calvinisme yang begitu sehat sebagai racun? Mengapa ada orang yang tega mengubah nama bunga TULIP, yang harum dan mengandung madu, menjadi nama binatang LIPAS yang kotor dan berbau atau binatang LIPAN yang beracun? Tentang hal ini saya berpendapat bahwa komentar Calvin tentang Yoh 6:61 cocok sekali, dimana Calvin berkata sebagai berikut:



“We ought, indeed to regulate our doctrine in such a manner that none may be offended through our fault ... But it will never be possible for us to exercise such caution that the doctrine of Christ shall not be the occasion of offence to many, because the reprobate, who are devoted to destruction, suck venom from the most wholesome food, and gall from honey” (= Kita memang harus mengatur ajaran kita sedemikian rupa sehingga tidak ada yang tersinggung / sakit hati karena kesalahan kita ... Tetapi tidak pernah mungkin bagi kita untuk berhati-hati sedemikian rupa sehingga ajaran Kristus tidak menyinggung / menyakiti banyak orang, karena orang-orang reprobate, yang disediakan / dikhususkan untuk kebinasaan, menghisap racun dari makanan yang paling sehat / bermanfaat, dan empedu dari madu).



Dengan mengutip kata-kata Calvin ini di tempat ini, saya memang tidak memaksudkan bahwa Pdt. dr. Jusuf B. S. adalah seorang ‘reprobate’ (= orang yang ditetapkan binasa). Tetapi saya ingin menunjukkan bahwa orang memang bisa menghisap racun dari makanan sehat (yang sebetulnya tidak beracun), dan menghisap empedu dari madu, dan juga menghisap LIPAS / LIPAN dari TULIP. Hal itu bukan hanya bisa dilakukan oleh seorang reprobate, tetapi juga oleh seorang kristen. Ini justru menunjukkan / membuktikan adanya Total Depravity dalam diri manusia!



6)  Semua tokoh-tokoh Reformasi dari abad 16 mempercayai doktrin ini.

Ahli sejarah Philip Schaff berkata: “All the Reformers of the sixteenth century, following the lead of Augustin and of the Apostle Paul, - as they understand him, - adopted, under a controlling sense of human depravity and saving grace, and in antagonism to self-righteous legalism, the doctrine of a double predestination which decides the eternal destiny of all men” (= Semua tokoh-tokoh Reformasi dari abad ke 16, mengikuti pimpinan dari Agustinus dan rasul Paulus, - sebagaimana mereka mengerti dia, - mengambil / menyetujui / menerima, di bawah suatu pengertian tentang kebejatan manusia dan kasih karunia yang menyelamatkan, dan dalam permusuhan terhadap legalisme yang membenarkan diri sendiri, doktrin tentang predestinasi ganda yang menentukan tujuan kekal dari semua manusia) - ‘History of the Christian Church’, vol VIII, hal 546-547.



Karena itu, kalau saudara percaya kepada Pdt. dr. Jusuf B. S. maka itu berarti bahwa saudara menentang semua tokoh-tokoh Reformasi (Martin Luther, John Calvin, Zwingli, John Knox).



Memang harus diakui bahwa bisa saja semua tokoh-tokoh Reformasi itu salah, karena mereka memang juga adalah manusia biasa, dalam arti mereka bukan Tuhan yang tidak bisa salah. Tetapi mereka semua adalah orang-orang yang orang-orang yang luar biasa dalam hal intelek, kerohanian dan pengertian Kitab Suci, sehingga sangat kecil kemungkinan bahwa mereka bisa salah secara bersama-sama seperti itu.



Tetapi bagaimanapun perlu ditekankan, bahwa benar atau tidaknya doktrin ini tidak tergantung pada otoritas manusia, para tokoh Reformasi sekalipun, tetapi pada Kitab Suci. Karena itu pada pelajaran-pelajaran yang akan datang kita akan membahas setiap point dari 5 points Calvinisme ini secara terperinci, lengkap dengan dasar-dasar Kitab Sucinya!

-o0o-

http://golgothaministry.org

0 comments:

Posting Komentar